Jika Kelak Aku Hamil




Kok udah dipikirin dari sekarang? Nikah juga belum!

Duh please, cukuplah sekedar ujian Fisika Zat Padat aja yang disiapin pake Sistem Kebut Semalam (SKS). Untuk momen seistimewa hamil, perlu dipersiapkan sedari sekarang dong. Toh, usia juga udah lewat angka 21. Yakali, tahun depan atau tahun depannya lagi, ada pangeran cakep baik hati yang ngelamar, terus nikah, terus hamil deh *sesimple itu nulisnya :p

Jujur aja, karena bukan kuliah di jurusan kesehatan, juga nggak punya teman karib yang biasa diajak cerita seputaran kehamilan, aku agak lolo kalo ditanya seputar hal itu. Maklum, sehari-harinya ngobrolin seputaran Relativitas, atau seputaran single-single cakep yang masuk TOP 40 UK kalo lagi kongkow di radio. 

Untunglah, pas lagi blogwalking ke blog tetangga, nemu info giveaway kece, Giveaway Ceritaku Tentang Hamil dan Melahirkan. Sekilas baca judulnya, agak malesan ngeklik loh. Soalnya kirain khusus buat emak-emak yang udah pernah hamil aja. Eh tapi ternyata ada kesempatan juga buat ikutan. Untuk  non emak, disuruh cerita, kalo seandainya kelak ditakdirkan hamil, kira-kira mau melahirkan normal, gentle birth, water birth atau SC?

Awalnya pengen ngejawab : normal! *karena taunya cuma itu dan SC (Sectio Caesarea alias operasi Caesar). Tapi nggak ada salahnya dong cari tau dulu apa itu gentle birth dan water birth.

Dan oh, anak labil pun akhirnya beralih mantap milih gentle birth :p

Kenapa?

Gentle birth merupakan metode persalinan yang tenang dan santun, serta memanfaatkan semua unsur alami yang ada pada calon ibu. Tenang, karena calon ibu berada dalam kondisi relaks. Santun karena calon ibu diminimalkan rasa sakitnya –bahkan tanpa rasa sakit– sehingga tidak terjadi kehebohan dan drama selama proses persalinan.

Wah.. asyik kan? Soalnya selama ini proses persalinan selalu identik dengan rasa sakit yang sangat hebat. Dan ternyata, proses menyakitkan itu tidak hanya berpengaruh pada proses kelahiran, melainkan juga menimbulkan sejumlah efek pada ibu, antara lain  menimbulkan kecemasan, ketakutan dan penderitaan yang bersifat traumatis.

http://www.booktopia.com.au/gentle-birth-gentle-mothering-sarah-buckley/prod9781587613227.html

Eh tapi, kok bisa sih melahirkan dengan metode gentle birth bisa sebegitu ‘enak dan tenang’?


Gentle birth ini ternyata memerlukan persiapan sejak masa kehamilan agar metode persalinan dengan tenang ini dapat terlaksana dengan tepat. Para calon ibu diminta melakukan latihan pernapasan, pijat –termasuk pijat di daerah vaginal dan perineal–, rutin berolahraga ringan dan melakukan pengaturan konsumsi makanan yang benar. 

http://tips-sehat-keluarga-bunda.blogspot.com/2013/10/gerakan-senam-ibu-hamil-di-rumah-usia-6.html


Selain itu, mental ibu pun perlu persiapan. Malah bisa dibilang mental ibu adalah bagian terpenting untuk suksesnya gentle birth. Ibu yang akan melahirkan diharapkan untuk rutin melakukan meditasi, selalu mencanangkan pikiran positif dan afirmasi-afirmasi positif pada dirinya. 

Intinya sih, gentle birth menuntut para calon ibu tidak sekedar pasrah pada saat hamil dan melahirkan, melainkan menjadi mandiri dan persiapannya benar-benar total.
Tapi, bukan berarti aku nggak pengen ditemani bidan atau dokter. Tetep kok pengen didampingin, tapi seperlunya, sebutuhnya saja. 

Aku ga pengen kalo nanti saat hamil dilanda mual dan pusing yang nggak kekontrol, stress mikirin lahiran, nggak bisa ngapa-ngapain. Pengennya sih tetep bisa siaran, ngeblog, masak buat suami dan pastinya tetep bisa makan enak tanpa eneg. Karena hamil hendaknya adalah anugerah, bukan musibah.

http://mdjaeez.blogspot.com/2014/01/14-kemuliaan-wanita-muslimah-yang.html



*note : 493 kata beserta judul




1 comment

  1. Hai Intan, saya juga baru pertama kali tahu istilah Gentle birth, kok kayaknya enak banget deh ya. Hihihi...tapi apakah untuk di desa-desa ada tempat untuk latihan pernapasan-contohnya-kan ngeri kalau latihan sendiri?

    ReplyDelete

Makasih udah baca, tinggalin jejak dong biar bisa dikunjungin balik ^^