Muda Berencana, Tua Sejahtera. Yuk, Atur Uangmu!



Di era media sosial seperti sekarang ini, people trying so hard to impress society. Yang dulunya beli baju per 3 bulan sekali, mendadak beli baju tiap minggu. Yakali pake baju yang sama mulu tiap nongkrong, apa kabar feed Instagram?

Kemarin-kemarin masih puas mengisi waktu weekend dengan mengunjungi tempat wisata lokal, lalu mendadak gatal ingin liburan singkat ke luar kota tiap abis gajian. Biar kelihatan keren. Biar orang lain tau kalo level kehidupan beranjak naik. Keuangan membaik, gaya hidup ikut naik, gak masalah kan?

Lalu apa kabar gadget yang digenggam? Kalo dulu pas baru belajar nyari uang, masih puas dengan gadget harga 1-3 jutaan, sekarang sih ogah. Yahh.. minimal genggam gadget yang harganya 5 juta dong. Belum lagi keinginan untuk punya rumah sendiri, masa sih jadi anak kost mulu? Hmm .. beli mobil baru sekalian ah biar gak kepanasan. Nyicil gak masalah lah. Masih muda ini.

Tapi nih, kalo misalnya karena satu dan lain hal, kemudian terpaksa kehilangan pekerjaan, gimana dong? Di saat cicilan sedang melangit. Saat gaya hidup sedang tinggi-tingginya, mendadak semua income yang biasanya mengalir lancar setiap awal bulan, berhenti total. Apa gak mendadak stress? Yakin bisa survive?




--

Middle Income Trap.

Banyak orang terjebak di sana, termasuk aku. Seiring waktu, keuangan terlihat naik & membaik. Tapi sebenarnya kalau digambarkan dalam sebuah roda, tingkat ekonomi kaum middle ini sekedar mutar di tempat, tidak bisa naik ke titik atas lalu berhenti. Uang habis dari cicilan ke cicilan. Bekerja memang untuk mencari uang, sekedar untuk makan dari hari ke hari. Kalau pun punya tabungan, paling sebatas dana darurat yang nominalnya tidak seberapa.

Aku juga terjebak di zona nyaman. Di fase yang mau beli apa-apa mudah. Gak perlu izin siapa-siapa. Gak perlu takut ngabisin gaji sebulan untuk suka-suka aku. Tapiiiii .. gimana kalau someday aku gak kerja lagi? Bisa aja kan dapat suami yang gak ngizinin istrinya kerja di luar dengan jadwal yang entah bisa dapat dinas pagi, bisa dinas malam. Bisa juga karena jutaan faktor lainnya. Well, akankah hidupku baik-baik aja kalau nggak kerja? Sementara 3 tahun terjun di dunia kerja, aku sama sekali gak nabung (kalau pun nabung, uangnya dipake lagi buat beli gadget huhuu). Aku juga sama sekali belum belajar berinvestasi. Belum belajar ngurusin asuransi.. Sebagai orang dewasa yang katanya sebentar lagi mau nikah, aku mendadak merasa failed.

TIDAAAK!!

--

Mencoba keluar dari jebakan gaya hidup si kelas menengah.

Aku gak bisa menutup mata sama fakta di lapangan, berapa banyak orang yang gaya hidupnya selangit, tapi tabungan masa depannya zonk. Orang-orang yang mampu beli mobil mewah, tapi besoknya bingung mau makan pakai lauk apa. Uangnya udah keburu habis buat bayar cicilan. Hm. Belum lagi kalau jatuh sakit. Apa kabar keluarga? Apakah semua anggota keluarga harus merasakan imbas gaya hidup yang salah? Yang ketika gaji naik, yang justru diupgrade adalah barang-barang tersier, bukan tabungan masa depan.

Kekuatan fisik pun sudah hukum alamnya akan menurun seiring pertambahan usia. Walau pun ketika masa mudanya masuk di tipe agresif dalam mencari uang, pas udah tua dan lemah, yakin masih mampu? Yakin gak mau leyeh-leyeh menikmati hidup aja pas tua nanti? Karir pun begitu. Gak ada jaminan yang sekarang karirnya melejit, bisa tetap berada di posisi stabil hingga hari tua.

Memang bukan hal yang mudah untuk tidak iri melihat gaya hidup orang lain yang melesat naik. Susah untuk meredam iri. Susah untuk menjaga hati agar tetap mempertahankan gaya hidup yang lama ketika pendapatan bertambah. Rasanya gregetan ketika harus tetap nongkrong di foodcourt saat income naik 3 kali lipat. Tapi yakinlah, kalau tidak melepaskan diri, sampai mati pun kita akan terus terjebak dalam gaya hidup yang salah. Yang tidak mampu lompat ke level aman karena gagal menahan diri untuk tidak menaikkan gaya hidup ketika pendapatan bertambah.

Jadi apa yang harus kita lakukan?


Hitung dulu deh tuh berapa pendapatan setiap bulannya, cicilan berapa, asuransi yang udah dibeli yang mana aja, termasuk juga data-data aset yang kita miliki. Jangan sampai punya rumah besar yang pekarangannya luas, tapi suratnya ternyata gak komplit. Kalau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, memangnya rela harta benda itu tidak bisa diwariskan ke anak cucu?



Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, membicarakan kondisi keuangan lebih tabu dibanding sharing mengenai seks. Padahal terbuka secara financial pada orang terdekat punya banyak manfaat. Untuk pasangan suami istri misalnya, ketika kedua belah pihak mampu terbuka tentang income yang diperoleh setiap bulannya, bahkan sampai pada taraf mau membuka rekening bersama, keharmonisan rumah tangga bisa terjaga karena kemungkinan selingkuh akan sangat menciut. Ya jelas, wong aliran dana terlihat jelas di rekeningnya. Kalau ada yang mencurigakan, bisa cepat tercium. Hehe

Begitu pun dengan anak. Anak seringkali tinggal terima beres, tidak diberikan pemahaman tentang uang sejak kecil. Uang hanya menjadi urusan orang dewasa. Efeknya, saat anak sudah bisa mencari uang sendiri, dia hanya tau bahwa uang diperuntukkan untuk senang-senang. Untuk membeli apa yang dia mau. Gagal paham tentang investasi, gak ngerti apa itu asuransi. Kalap ngabisin uang tanpa skala prioritas.




Nggak neko-neko lah intinya ya. Kalau mampunya berinvestasi emas, ya gak usah memaksakan berinvestasi properti. Kalau pun mampu berinvestasi properti, jangan menghabiskan semua dana ke properti. Bisa dibagi-bagi ke jenis investasi lain yang mudah dicairkan.

Selain itu, yang tidak kalah penting adalah ASURANSI.

Hayo.. siapa yang udah beli asuransi kesehatan? Aku belum. Huhuu. Selama ini aku mikirnya ngapain beli asuransi? Asuransi itu kan dibutuhkan kalo kenapa-kenapa, kalo baik-baik aja ngapain beli buang-buang uang? Hm. Ini yang salah. Memang gak ada yang mau sakit, tapi juga gak bisa nolak kalo sewaktu-waktu jatuh sakit. Makanya asuransi kesehatan itu wajib.

--

Investasi Asuransi.

Di negara kita, ada banyak jenis asuransi yang ditawarkan. Namun, kita harus pandai-pandai memilih asuransi yang paling cocok, baik dari segi harga, maupun feedback yang diperoleh. Salah satu perusahaan asuransi terbaik yang dimiliki Indonesia adalah Sinarmas MSIG Life.


PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG didirikan pada tanggal 14 April 1985. Pertama kali dikenal sebagai PT Asuransi Jiwa Purnamala Internasional Indonesia (PII), lalu berubah nama menjadi PT Asuransi Jiwa Eka Life. Seiring waktu, nama perusahaan berganti lagi menjadi PT Asuransi Jiwa Sinarmas pada 2007.
Sinarmas MSIG Life adalah anak perusahaan PT Sinar Mas Multiartha Tbk. Satu dari enam pilar bisnis Sinar Mas yang menyediakan layanan finansial yang terpadu dan menyeluruh, meliputi perbankan, asuransi, pembiayaan, pasar modal, manajemen aset, jasa administrasi saham, keamanan, perdagangan serta industri dan teknologi informasi.
Disebut sebagai salah satu perusahaan asuransi terbaik karena perkembangan Sinarmas MSIG Life didukung oleh kondisi keuangan yang sangat baik, inovasi produk dan layanan nasabah serta kepemilikan jaringan bisnis yang luas. Hingga 30 Juni 2014, Sinarmas MSIG Life telah melayani lebih dari 790.000 nasabah individu dan kelompok di 69 kota. Tersebar di 113 kantor pemasaran dan 10.500 aparat marketing.
Berikut produk-produk yang dimiliki oleh SinarmasMSIG Life :





Dengan banyaknya produk yang ditawarkan oleh Sinarmas MSIG Life, kamu bisa memilih jenis asuransi kesehatan yang sesuai dengan budget yang dimiliki & menerima fasilitas-fasilitas proteksi kesehatan yang ciamik.

Untuk lebih dekat dengan Sinarmas MSIG Life :

Facebook : Siarmas MSIG Life
Twitter : @sinarmasMSIG
Instagram : sinarmasmsiglife
Website : https://www.sinarmasmsiglife.co.id/

--




Jadi yuk, atur uangmu! Kalau besok lusa pemasukan nambah, bukan tas yang harus diupgrade duluan. Melainkan asuransi kesehatan, tabungan darurat di bank, juga tabungan pendidikan. Kalo misalnya nih ketika nanti kamu punya anak yang masih SD, tapi kamu udah mampu nyiapin uang untuk kuliahnya nanti, baru deh boleh hura-hura. Kalo belum, artinya hemat-hemat dulu. Jangan buru-buru naikin gaya hidup. Manfaatkan lapang sebelum sempit. Manfaatkan masa muda dengan nahan gaya hidup yang sesuai pendapatan, untuk masa tua yang sejahtera.




Punya Uang Lebih, Baiknya Dipakai Untuk Apa? [Tips dari Blogger Gresik, Ria Rochma]

Siapa sih yang nggak suka kalo dapat jatah uang lebih banyak dari biasanya? Entah karena gaji naik, bonus dari kantor atau menang lomba blog dan mendapatkan sejumlah uang yang nominalnya lumayan. Pasti happy. Dan kalau aku sih langsung berencana menghabiskan uang itu untuk belanja-belanja. Beli makanan, buku, sama baju baru dong.

Ada yang sama kayak aku?

Tapi nih, dari tulisan Mbak Ria Rochma, sang blogger Gresik yang ngeblog di http://www.mamaarkananta.com/, seharusnya saat punya uang lebih, alih-alih langsung belanja, seharusnya kita lebih bijak menggunakan uang itu untuk hal-hal yang lebih prioritas.




Apa itu?


1. Bayar Hutang

Hayo. Ini emang berat ya teman-teman. Ngutang mah gampang, tapi bayarnya beraaaat! Kayaknya ada aja keperluan yang lebih mendesak ketimbang bayar hutang. Alhasil, hutang pun makin dilupakan seiring waktu. Waduh, padahal kalo pun nggak ditagih di dunia, hutang bakal ditagih di akhirat loh. Serem ih. Makanya jangan suka ngutang. Kalo pun emang udah terlanjur mending buru-buru dibayar pas uangnya ada. Jangan ditunda-tunda melulu.

2. Sesuaikan Kemampuan

Pengennya aku pas udah kerja gini, tiap bulan bisa ngasih uang ke ibu bapak dan keluarga besar. Meski memang mereka nggak kekurangan, tapi seneng aja rasanya kalo bisa berbagi pundi-pundi rupiah hasil kerja sebulan. Atau seandainya bisa beliin ibu tas baru setiap bulan. Hm. Ibu yang hobi ngoleksi tas, pasti seneng banget.

Tapi aku sadar diri kalo kemampuan keuanganku belum sampai di titik itu. Jadi ya sejauh ini aku cuma bisa transfer-transfer pulsa atau kirim makanan. Daripada nggaya kirim uang dalam amplop tebal, tapi di rantau aku malah ngutang sana sini kan ndak lucu loh. Mau menyenangkan orang lain itu baik, tapi jangan lupa disesuaikan sama kemampuan ya teman-teman.

3. Daftar Keinginan

Yap, nulis daftar keinginan ini tujuannya biar kita nggak kalap belanja pas punya uang. Dengan menulis apa-apa saja yang kita mau, kita akan punya semacam skala prioritas. Ternyata ada barang-barang yang memang kita butuhkan, namun ada pula yang sekedar jadi keinginan dan sebenarnya gak penting-penting amat. Jangan sampai kebalik, barang yang penting nggak kunjung kebeli, eh yang gak penting malah numpuk-numpuk di lemari. Failed!

Tiap kali menginginkan suatu barang, coba deh ditulis dulu. Pas punya uang, daftarnya dipandang-pandangin, baru diputuskan mau melunasi daftar yang mana duluan. Ingat, beli barang yang memang dibutuhkan dan berguna sampai jangka panjang. Bukan sekedar buat gaya-gayaan.

4. Tabung

Karena kita tidak sekedar hidup untuk hari ini. Ada masa depan yang menunggu. Apa kabar rumah dan kendaraan kalau kita nggak mulai nyicil nabung saat muda dan lapang? Lagipula, siapa yang bisa menebak hari esok, entah ada keadaan mendesak yang membutuhkan uang yang tidak sedikit. Tabungan yang akan menyelamatkan kita.

Jadi, pas punya uang lebih, nggak ada salahnya untuk menyisihkan sebagian untuk ditabung. Yakin deh, kejadian uang habis entah kemana nggak akan terulang lagi kalo habit menabung kita lakukan terus menerus tiap kali punya uang.

5. Bersenang-senanglah

Kalo udah melewati 4 poin di atas, baru deh boleh bersenang-senang. Mau luluran & creambath di salon? Silahkan. Mau beli buku idaman? Boleh aja. Mau jajan makanan favorit? Yuk cus. Bebas pokoknya sisa uangnya mau dipakai untuk apa.


--


Nah teman-teman, menarik kan tips keuangan dari Mbak Ria di atas? Kalau kita menerapkan tips ini, nggak takut lagi deh uang habis tanpa tau peruntukannya. Penggunan uang akan tersusun rapi sesuai skala prioritas. Omong-omong, kalian udah kenal sama Mbak Ria Rochma belum nih? Jadi Mbak Ria ini adalah blogger yang sebenarnya masuk di lingkup Blogger Surabaya, namun domisilinya di Gresik. Selain sebagai blogger, Mbak Ria juga berprofesi sebagai guru Bimbingan Konseling di salah satu SMP di Gresik.

Dilihat dari nama blognya, tentu ketebak kalo Mbak Ria ini adalah seorang mama. Selain sibuk dengan dunia blogging dan dunia BK di sekolah, Mbak Ria juga sibuk mengurus 2 balita di rumah, yaitu Arya dan Fathin. Duo krucils ini adalah moodbooster Mbak Ria ketika beraktivitas.

Di blognya, ada 3 tema yang diusung Mbak Ria, yaitu parenting, lifestyle dan crafting. Yes, lifestyle blogger ini juga jago berkreasi dengan kertas untuk menciptakan kreasi-kreasi yang ciamik. Aktif banget ya teman-teman. Apalagi Mbak Ria ini ngeblognya konsisten loh, dari tahun 2012 hingga sekarang.




Yuk kenalan lebih jauh sama Mbak Ria Rochma. :)


Mataharimall, Solusi Tampil Gaya Tanpa Bikin Dompet Merana


“Cieee yang lolos diklat. Enaknya.. 2 bulan loh. Itu artinya 2 bulan gak keluar uang buat jajan. Dapat uang saku lagi. Pulang-pulang nanti, banyak nih uangnya si Intan.”  






Aku ngakak. Aku juga awalnya ngira begitu. Selama diklat, aku gak akan mengeluarkan uang sepeser pun. Wong makan di wisma dijatah tiga kali sehari, ditambah snack dua kali sehari pula. Menu makanannya juga variatif dan rasanya gak mengecewakan. Tapi ya dasar nasib punya perut karung, aku gak bisa nahan diri buat gak order makanan lain-lain, di luar jatah makanan yang disediakan diklat. Ya.. mumpung di Jakarta, mumpung kalo mau beli apa-apa aksesnya gampang. Dan mumpung uangnya kebetulan ada. Hehe.


Di Jakarta, hasrat buat wisata kuliner terpuaskan. Mau makan apa aja ada. Lagi males jalan, tinggal pesen makanan via online. Lagi punya semangat dikit, tinggal jalan kaki sebentar terus nemu aneka rupa makanan. Dari mulai bakso, penyetan, surabi, kue cokelat, dimsum, sampai aneka daging bakar, semuanya ada. Memang hoki, lokasi wisma diklat tempatku belajar terletak di Radio Dalam, salah satu kawasan tepat untuk berburu kuliner lezat di mama kota.


Yowis gakpapa. Seenggaknya uangnya banyak kepake tapi peruntukannya tepat. Banyak makan juga memang dibutuhkan pas lagi diklat begini. Di minggu-minggu pertama diklat, aku sempat kena demam & flu, mungkin karena makannya kurang banyak kali ya? Baru deh aku jaga-jaga banget, jangan sampai sakit. Makan harus banyak, minum vitamin gak boleh lupa, jam tidur juga harus diperhatikan. Gak asik banget diklat penyiar tapi kena flu loh. Kebayang kan pas harus taping tapi suara yang keluar malah suara kodok? Huhuuuu jadi gak pedee! Yakali ini judulnya diklat penyiar unggulan, yang terpilih bener-bener diseleksi dari seluruh nusantara. Pake suara normal aja aku kadang minder sendiri, apalagi kalo pas bindeng. Habislah sudah.


Tapi nih, di luar urusan makan, ternyata banyak juga uang yang keluar karena beli pakaian. Emang sih pas aku berangkat, aku cuma bawa baju seuprit. Niatnya biar praktis. Eh.. tapi pas diklat, justru butuh banyak baju baru. Untuk kegiatan fun run, untuk perpisahan, bahkan untuk jalan ke dufan bareng temen-temen aja ada dress codenya. Haha. Ada-ada aja. Bukan sekedar biar feed Instagram bagus kan, teman-teman?


Seperti biasa, aku pun mengandalkan online shop buat jajan baju, karena kalo mau langsung beli di gerai offline, aduuuhh.. aku udah gak kuat. Mana lah otak capek dijejali materi pelajaran, badan udah letih karena diajakin praktik bikin pernak pernik siaran mulu, masa mau ditambah lagi sama kesibukan pilih-pilih baju? Gak kuuaaatt! Selain itu, aku juga bukan tipikal perempuan yang jago nawar. Suka gak tegaan kalo nawar terlalu jatuh, tapi juga suka sebel kalo pedagangnya naroh harga kelewat tinggi. Nah, belanja online memang solusi terbaik, karena aku bisa bandingin harga barang yang satu dengan barang yang lain. Cukup modal ‘klik’, semua beres.


Tempat belanja langgananku gak lain, gak bukan, ya mataharimall, e-commerce terpercaya satu ini, jago banget bikin pembeli balik dan balik lagi. Gimana gak balik, barangnya lucu-lucu, harganya gak bikin frustasi, ditambah ada free ongkir pula. Selama belanja di sana aku juga gak pernah ketipu sama gambar produk yang dipajang di website. Kan ada tuh, olshop yang suka nyomot gambar punya orang, padahal kualitas barang yang dijualnya tuh beda. Kan kasian, udah berekspektasi tinggi sama barang yang dipesen, pas nyampe malah ngecewain.





Kalo kamu gimana nih? Lebih suka belanja online atau langsung ke tokonya?