Nggak Cukup Sekedar Pengen, Ngeblog Juga Butuh Komitmen





2 tahun terakhir, rasa-rasanya dunia blogging berkembang begitu pesat. Banyak blogger baru yang bermunculan, blogger angkatan senior juga nggak mau kalah. Mereka berusaha mengepakkan sayap lebih tinggi bukan hanya dengan modal racikan tulisan yang enak dibaca, melainkan juga dengan mempelajari infografis, edit video, optimalisasi media sosial dan lainnya. Jadi blogger itu asyik, karena tidak stuck gitu-gitu aja. Ada aja hal baru yang menarik untuk dipelajari.

Ya, menarik. Sekaligus bikin pusing. Hehe. Pusing kalo menjalaninya tidak enjoy. Pusing kalo patokan ngeblog kece itu hanya diukur dengan angka-angka yang nggak ada habisnya. Menjemukan ketika ngerasa lelah karena gak tau harus nulis apa biar viral. Biar PV bisa dipamerin ke para pencari job.

Jadi blogger itu gampang. Bikin blog, nulis, publish, kelar. Tapi jadi blogger yang bertahan sekian tahun tanpa hiatus, itu yang barangkali jadi tantangan buat banyak orang. Termasuk aku.





Intan pernah hiatus ngeblog?

Pernah. Tapi nggak yang sampe berbulan-bulan gitu. Bukan juga karena bosan, melainkan ada hal di dunia nyata yang butuh perhatian ekstra. Lagi skripsi-an, beban kerja di kantor bertambah, ada urusan keluarga, dan lainnya. Begitu kelar sama urusan di ranah nyata, ada rindu yang besar untuk nulis, terus publish di blog sendiri.

Ah wajar. Intan kan masih single, belum ada yang diurusin.

Iya sih. hehe. Aku belum tau kalo nanti udah nikah dan punya anak, apakah ngeblog masih bisa dijalani seenak ini atau nggak. Tapi semoga aja dapet suami yang pengertian dan mendukung aktivitas blogging yang aku jalani. Dan pas punya anak, cerita seru tumbuh kembang mereka bisa didokumentasikan di blog khusus seperti yang Mbak Kania Ningsih lakukan untuk mengisi salah 1 dari 4 blog yang beliau punya, yakni www.petualanganzara.com.


Pict source : instagram @kanianingsih
Kania Ningsih, Mom Blogger yang Produktif

Sudah kenal Mbak Kania? Aku sudah dong. Karena kami tergabung dalam grup arisan yang sama, yakni grup 4 yang juga kerap disebut Genk Ijoek. Jangan tanya Intan kenapa nama grupnya demikian. Haha.

Oke, balik lagi ngobrolin Mbak Kania. Jadi Blogger Tangerang ini memang sudah teruji konsistensinya dalam urusan blogging. Beliau sudah ngeblog dari tahun 2000an. Wah udah lama banget. Waktu itu Intan baru kelas 1 SD hehe. Udah belasan tahun Mbak Kania mengenal seluk beluk dunia blogging dan sekarang beliau mampu mengelola 4 blog dengan niche berbeda dalam waktu bersamaan. Pantas kalau kemudian beliau pernah meraih penghargaan Blog of the Month di salah satu grup blogger. Luar biasa.
Seperti yang sudah aku singgung di atas, Mbak Kania punya wadah khusus untuk menceritakan proses tumbuh kembang dua anaknya, yakni Za dan Ra di blog Petualangan Zara. Blog parenting ini dibuat pada tahun 2009 dengan tujuan sebagai kotak kenangan. Suatu hari nanti, Za dan Ra bisa membaca cerita, kenangan juga kehidupan sehari-hari mereka sewaktu kecil. So sweet ya. Aku juga pengen deh nanti bikin blog khusus buat anak-anak. Pasti seru.

Pict source : instagram @kanianingsih

Tau gak, Mbak Kania masih punya 3 blog lagi loh. Ada blog lifestyle yang bisa diintip di www.rumahmayakania.com. Ini adalah blog personal yang dibuat pada tahun 2014. Di blog ini Mbak Kania banyak bercerita tentang dunia perempuan. Selain itu ada juga blog khusus masak memasak yang berlamat di www.bersenang-senangdidapur.blogspot.co.id. Buat yang butuh referensi untuk bereksperimen di dapur, boleh banget buat praktik-kan resep-resep yang udah Mbak Kania share di sana.  

Dan terakhir, blogger wanita yang juga hobi membaca ini mempunyai blog buku yang dibuat pada tahun 2013, beralamat di www.kaniadanbuku.blogspot.co.id. Rata-rata setiap bulan, ada 2 blogpost baru yang merupakan review buku yang sudah dibaca oleh beliau. Kece gak sih, di tengah kesibukan mengurus banyak blog dan tentu aja mengurus rumah, Mbak Kania masih sempat membaca buku sekaligus mereview. Wah wah.



Sebagai orang yang dekat dengan dunia tulis menulis, Mbak Kania ternyata nggak hanya menulis di blog aja, beliau juga sudah menulis 2 buku solo dan 5 buku antologi. Mbak Kania bener-bener udah jago membagi waktu ya. sebagai blogger, beliau nggak hanya rajin posting blogpost baru, tapi juga rajin blogwalking. Beliau bilang, blogwalking ini adalah sarana jitu buat berburu ide, selain dengan cara lain seperti menonton film.

Kenalan dengan Mbak Kania berasa disentil mengenai produktivitas ngeblog. Sebenarnya bukan waktu kita yang kurang, melainkan manajemen waktunya yang belum tepat. Ditambah lagi dengan lemahnya semangat menghadapi kemalasan, suka menumpuk pekerjaan dan lainnya. Oh iya, belum lagi urusan media sosial ya. Biasanya kalo udah buka media sosial bisa deh tuh sampe berjam-jam, kalo disuruh nulis aja alasannya “gak ada waktu”. Duh.

Pict source : instagram @kanianingsih

Kita semua diberi waktu 24 jam dalam sehari, nggak kurang, nggak lebih. Nggak ada alasan kekurangan waktu sebenernya, cuma kitanya aja yang malas atau malah gagal menyusun prioritas. Semangat yak. Semoga kita bisa meniru Mbak Kania menyoal membagi waktu. Kalo ada yang mau kenalan sama beliau, yuk langsung aja mampir ke blog dan follow media sosialnya. :))



Kania Ningsih
Blog : http://www.rumahmayakania.com/
Instagram : @kanianingsih
Twitter : @kanianingsih


#SingleStories #3 Kok Ramah Pas Siaran doang sih, Kakak?



Suatu hari di tahun 2014..

“Kamu mau tau rahasianya siaran tanpa grogi?”

Aku mengangguk. Jelas aku pengen tau. Meski udah setahunan mengudara di radio sebelumnya, kadang aku masih grogi gak jelas saat udah berhadapan sama microphone. Padahal enak ya siaran, gak kelihatan sama orang, Cuma suaranya aja yang kedengeran. Tapi kok masih grogi ya? huhu.

“Kuncinya satu aja. Simple. Jangan pernah bayangin kalo suara kamu lagi terdengar di mana-mana, entah didengerin sama siapa. Kamu bayangin aja kalo kamu lagi ngomong sama seseorang yang istimewa. Pasti bakal nyaman rasanya. Gak bakal grogi. Gak bakal takut salah. Gak bakal ada niat untuk melebay-lebaykan suara biar terdengar imut ato malah sok berwibawa.”


--




Siaran emang gak segampang kelihatannya sih. Meski kadang dinilai sebagai pekerjaan yang “ah ngomong doang, apa susahnya sih?” tapi ya siaran gak segampang itu juga. Kalo gak percaya, sana cobain dulu.

Buat aku pribadi, aku butuh latihan bertahun-tahun untuk menemukan “karakter siaran” yang emang the real Intan. Sempat kejebak sama karakter penyiar senior, sempat nyeret-nyeret suara yang kalo didengerin sekarang tuh berasa yang “ih kok aku dulu siarannya alay!” haha. Tidak apa. Semua butuh proses.

Dengan karakter siaran yang berbeda-beda, tapi rasa-rasanya mostly penyiar punya image yang terbentuk seiring waktu, which is ramah, cerdas, dan happy terus. Benar?


Let’s see..

Penyiar itu ramah.

Oh iya. Pas lagi siaran emang wajib ramah, apalagi pas berinteraksi sama penyiar di acara request lagu. Jangan heran kalo semisal dapat bonus pertanyaan

“Heiii udah lama gak gabungan ya? Apa kabar? Gimana cuaca di sana?” *dengan smiling voice yang kentara banget.

Apa pertanyaan itu basa basi doang? Terpaksa? Ya nggak lah. Itu emang tugas penyiar. Sekali pun lagi bete karena AC mati (misalnya), penyiar gak boleh nunjukin itu di udara. Pendengar gak boleh kena getah kekesalannya si penyiar sama apa pun.

Tapi. Di luar box siar, penyiar ya tetep aja manusia biasa. Yang barangkali betenya kentara banget. Gak usah ilfeel lah kalo di dunia nyata, kamu lihat dia lagi manyun atau pas ketemu ternyata orangnya krik krik. Gak seluwes di udara. *karena aku ya gitu haha.


Penyiar itu cerdas.

Banyak emang penyiar cerdas yang jadi andalan masing-masing satker. Gak usah diraguin, di dunia broadcast dan di daily life, dia cemerlang. Ada yang kayak gitu, ada. Tapi gak bisa dipukul rata. Ada juga yang so so. Hehe.

Kalo pas ngasih info kok semua penyiar kayaknya wow banget? Kayak serba tau? Ya iya lah. Kan baca info berulang kali, dipahami bener-bener, baru disampaikan ke pendengar dengan bahasa yang enak dan gampang dimengerti. Bahaya kan kalo penyiarnya salah kasih info. Atau pas bacain info malah njelimet. Bisa-bisa radionya dimatiin. Pukpuk.

Penyiar itu happy terus.

Wajib. Biar yang dengar ketularan happy. Kalo penyiarnya galau? Lemes? Yha. Males banget dengerin radio kan. Mau baru putus cinta 5 menit sebelum mengudara, juga harus tetap semangat pas siaran. Jangan sampe ada yang tau kalo penyiarnya sedih, abis nangis, ato lagi sakit.

FYI, aku pernah siaran sambil nangis, karena abis ribut gede sama (mantan) pacar. Terus pernah juga siaran pas lagi sakit typus. Pas calling, aku tetap dengan suara riang dong. Pas lagu naik puter, aku langsung tiduran di lantai studio. Pengen nangis. Nahan mual juga pusing yang menghentak-hentak banget. Pas bos aku masuk studio, beliau kaget.

“Loh Intan masih sakit, nak? Didengerin dari atas suaranya baik-baik aja. Riang banget.”


Ya gitu. Gak boleh ada yang tau kalo lagi sakit atau apa. Taunya happy teroos. Huhu


--




Imbasnya ada nih buat kehidupan asmara yang aku jalani. Beberapa kali aku digebet sama bintang tamu acara radio yang aku pegang. Zaman kuliah, aku megang acara kampus gitu, bintang tamunya mahasiswa-mahasiswa berprestasi. Terus di next radio, aku pegang acara bincang-bincang sama pengusaha muda. Berapa kali ya ngangkut? Nyahaha. Dari yang sebatas chat-chat menjurus di BBM, sampe beneran makan di Asep Thea. Haha anak Unib Belakang banget ya sist!

Dan yang menjadi pangkal sebab musabab orang-orang itu tertarik karena : anaknya riang ya, murah senyum, enak diajakin ngobrol.

Padahal ..

The real me ya tidak selalu semanis itu juga. Kalo lagi moody, aku lebih milih diem sambil manyun. Enak diajak ngobrol dari Hongkong? Hehe. Maaf ya, sepertinya ketipu sama kesan pertama. Atau mau ketemu Intan yang moodnya bagus terus? Ketemu pas siaran aja, gimana? :))))

Lain bintang tamu, lain juga pendengar. Aku ini bukan tipe-tipe yang betah meladeni chat-chat super basa basi di sosmed. Apalagi berkali-kali. Nope. Kalo misalnya hari ini aku bales chat kamu, bukan berarti itu kode kalo aku ‘buka pintu’. Sebatas sopan santun aja. Belum lagi masalah nomor handphone yang entah dapat dari mana.


“Halo.. siapa ini?”

“Hai Intan, lagi apa?”

“Siapa ini? Ada perlu apa?”

“Boleh kenalan Intan? Bla bla blaaaa ..”


GRRRRRRRRRRR!!!!

Aku bukan abg lagi. Huhuuu. Aku yang masih abg dulu aja gak mau meladeni jenis telepon yang begini. Ada cara kenalan yang lebih kreatif ndak? Yang tidak bikin kesal dan buang-buang waktu?

Kalo sudah begini, biasanya telponnya aku matiin. Kalo masih berdering-dering juga, ya udah sih angkat, terus diemin aja. Tinggalin bobo. Kejam? Nggak lah. Yang gangguin model begitu yang lebih kejam. Ganggu orang istirahat. Bikin kesel. Bikin mood jadi jelek.

Kok gitu?

Kan mau kenalan?

Kan mau ngobrol?

Pas siaran kok bisa ramah?

Kok pas udah di luar box siar jadi judes?

Yha! Ini bukan masalah ramah atau judes, kali. Kalo udah yang berhubungan sama pelanggaran ketentraman macam ngechat atau nelpon berkali-kali dalam sehari, itu bikin kesel gak? Coba deh, di luar jam kerja, apa pun profesinya, butuh yang namanya istirahat, gak digangguin sama hal-hal gaje yang gapen alias ga penting. Wew. Di dalam studio, mau kamu ngeselin pas nelpon pun, penyiarnya gak boleh main tutup telpon sembarangan. Harus sabar. Harus tetap diladenin dengan senyuman.

“Halo, RRI Bintuhan, selamat sore, siapa di mana ini?”

“Hai mbak Intan. Coba tebak aku siapa?”

Sebenernya yang model begini bikin keseeeeeel, tapi kalo lagi siaran biasanya bakal dijawab

“Hahaaa .. kalo Intan sih tau banget lah ini siapa, tapi kan yang dengerin di luar sana, ada kali yang belum tau. Ayo disebutin nama sama alamatnya, biar yang lain bisa kenal juga.”


Itu lah bedanya. Antara tuntutan profesi dan kehidupan sehari-hari. Pasti beda lah. Nikmatin aja. :)))

#SingleStories #2 Korelasi Antara Jago Masak dan Gampang Jodoh






“Ih Intan mah pantesan jomblonya lama, gak bisa masak sih!”

DOENG.

Beberapa kali aku denger langsung kalimat kayak gitu atau yang mirip-mirip lah. Konon katanya, kenapa di umur 23 tahun ini, persoalan jodoh dan menikah buatku masih sangat abu-abu, penyebabnya gak lain gak bukan karena gak bisa masak. Sekian.

Bukan karena gagal move on atau karena belum ketemu orang yang pas. Andai aja Intan jago masak, mungkin sekarang Intan udah punya suami ganteng nan baik baik – yang support beliin buku 30 biji setiap bulan. Haha. *canda ah abang jodoh.

Ah tapi masa sih? Apa benar ada korelasi antara jago masak dan gampang jodoh?






Well ya. Kalo ngomongin soal masak memasak, aku emang bukan tipe-tipe perempuan yang betah nongkrong di dapur, nyobain aneka resep yang ribet-ribet dan memakan waktu lama. Nggak. Aku nggak betah. Aku hobinya makan. Kalo masaknya sih .. yah so so lah.

Aku pertama kali megang kompor itu kalo gak salah kelas 5 SD. Belajar manasin bakso. Receh. Haha. Excited waktu lihat kuah baksonya mendidih. Tapi sebatas itu aja. Aku gak yang langsung semangat buat nyoba goreng-goreng atau apa. Emoh. Ngapain? Mending baca buku di kamar khan.

Baru lah kemudian pas kelas 1 SMP, waktu ibu lagi pelatihan mengajar dan menginap beberapa hari di tempat pelatihan (lokasinya jauh dari rumah, sekitar 1,5 jam perjalanan lah, jadi gak mungkin bolak balik), aku yang kemudian “terpaksa” mengambil alih peran buat sekedar goreng ikan dan rebus sayuran. Bad news. Karena di hari ke-2 ditinggal ibu, aku numpahin minyak panas ke .....







tangan aku sendiri.

Hiks.

Melepuh gila. Ketika lukanya udah mulai sembuh dan berangsur kering, bentuknya jadi mengerikan. Kayak tato naga kebakaran. Aku tambah males masak dong. Dapur itu mengerikan.




Tapi .. di penghujung SMP, aku terpaksa harus mau nyentuh dapur lagi. Soalnya aku sering beda selera sama ibu bapak. Mereka sukanya gulai bersantan gitu, sedangkan aku gak yang suka-suka banget sama gulai macam begitu. Mau minta masakin yang macem-macem sama ibu, ya ga mungkin banget. Ibu udah capek kerja, jadi masak memasak di dapur itu sekedar formalitas aja biar tudung saji gak kosong-kosong amat. Akhirnya karena capek lari-lari beli mie ayam Mang Sam tiap jam makan siang, aku belajar masak ...



sarden campur mie kuning. Haha.

Instan banget sist. Never failed.

Jadi ceritanya, aku sukaaaa banget sama sarden pedas yang dicampur mie kuning. Wah bisa nambuh 2 piring deh. Apalagi kalo sardennya yang saos cabe bukan saos tomat, udah gitu ditambahin ulekan cabe, tomat dan bawang. Uh pedes pedes nyoi!

Makin lama, menu yang bisa aku masak mulai bervariasi. Ada bakwan udang pedas, bening jamur mix mie, tumis kangkung, ayam kecap, dan lain-lain. Yang simple lah pokoknya. Apa kabar rendang? Gulai rebung campur kepala ikan? Wah. Masih jauh.




Masak-masak ini berlanjut sampai aku tamat SMA. Tapi pas kuliah dan menempati kamar kost kecil, aku mogok masak. Lagian beli nasi bungkus di kawasan Unib belakang (lokasi kampus aku) itu surga banget. 10 ribuan doang udah dapet nasi komplit pake ayam kecap, sayuran juga gorengan. Yang paling sedap itu nasi dendeng balado yang uhhh... pedesnya nendang. Harganya 12 ribuan aja. Makmur.

*kompor, panci, dsb udah disusun rapi dalam kardus



Tahun 2015 awal, aku pindah kost ke kawasan SKIP, ngejar biar dekat kantor. Karena waktu itu jadwal kuliah aku udah gak padat, aku jadi punya banyak waktu buat ngoprek dapur. Ya tetep sih gak jauh-jauh dari sambal udang, ayam kecap, sayur asem, dan temen-temennya. Waktu itu juga ada kedai sayuran gak jauh dari kost. Jadi ya udahlah. Masak lagi dong.

Pas pindah ke Bintuhan awal tahun 2016 kemarin, aku berhenti masak lagi karena kosan gak kondusif. Gak nyaman buat masak. Saking gak betahnya, aku sempat numpang tinggal di Padang Guci, di rumah nenek. Bela-belain pulang pergi kantor 2 jam sendiri karena ya .. pengen nangis mulu di kost. Nafsu makan blas hilang. Maklum ya lagi proses adaptasi. Bohong banget kalo pindah ke sini setahun lalu gak pake nangis-nangis mandangin langit-langit kost nyaris tiap malam. Haha.

Tapi badai pasti berlalu. Baper pun pelan-pelan mendebu.



Agustus 2016, aku dikasih temen ada kosan yang baru dibangun deket rumahnya. Survei sebentar dan cocok. Kosannya nyaman, pake wifi pula. Hehe. Dan yang paling penting aku gak pusing-pusing tiap mau jemur pakaian. Ada lokasi khusus yang privat. Dapurnya juga nyaman. Pokoknya komplit lah. *gakpapa walo harus nyisihin 500 ribu dari gaji tiap bulan buat bayar kost. Aku relaaa. Someday, aku yang bakal jadi ibu kost. Nyahaha.

Dan di kost yang baru ini, aku mulai masak. Dari yang malesan giling cabe dan bumbu, terus coba-coba beli bumbu Bamboe via online dan ternyata agak kurang cocok sama lidah aku – akhirnya bumbunya aku bagiin ke temen-temen yang minat. Beli bumbu jadi di pasar, terus ternyata bumbunya gak enak. Sampe kemudian rela bangun lebih pagi buat ngulek-ngulek bumbu sendiri.

Ngapain sih Intan repot-repot masak? Biar gampang jodoh ya?

Hayo ngaku. Hayo ngaku!




Haha. Nggak lah. Alasan pertama, kayak yang aku bilang di atas, emang kos-kosan yang aku tempati sekarang super nyaman. Mendukung buat masak.

Kedua, ngana tau harga nasi bungkus di sini?

Paling murah 20 ribuan.

Jreng jeng jeng..

Ngeluarin duit 60 ribu per hari sekedar buat makan doang? Ish. Ogah. Uang buat beli pulsa listrik, mana? Buat jajan di Shoppe mana? Buat ongkos balik ke Bengkulu mana? *emang Intan pernah balik? Keknya udah lama banget gak balik yak. Haha. Pukpuk. Sabar ya. Kerja dulu yang rajin, kumpulin duit yang banyak, baru boleh balik.




Yah begitu deh. Aku gak pernah niatin belajar masak biar lekas dilamar orang. Cemen banget kalo alasannya begitu doang. Alasan nikahin aku sekedar biar ada yang masakin gitu, bang? *lempar panci.

Mungkin ya. Mungkin. Cewek yang jago masak barangkali punya poin plus di mata cowok-cowok. Tapi poin plus kan bukan sekedar masak doang. Bisa aja dapat poin plus karena attitudenya bagus, kalo dipandang bikin hati adem ato malah karena cerdas dan jago nyari duit. Jago masak bukan satu-satunya cara buat merebut hati seseorang.




Dan someday, kalo aku udah nikah, mungkin menyenangkan rasanya berlelah-lelah di dapur menyiapkan masakan istimewa untuk seseorang yang disayang. Atau malah ngoprek dapur berdua. Seperti yang sering aku denger dari tetangga sebelah. Suaminya kadang bantuin ulekin cabe. So sweet ya?

Nyenengin kayaknya. Tapi aku gak mau masak jadi kewajiban yang harus dikerjakan tiap hari. 2 kali sehari pula. Alamak bisa bosan lah. Apalagi kalo nanti kerjaan aku di kantor makin banyak. Tak kuat aku kalo harus masak tiap hari. Lagian masakan aku bukan yang jenis masakan yang enaaaaak banget sampe bisa bikin kangen gitu. Standar. Bisa dimakan dan gak bikin sakit perut. Bisa bosen kalo makan itu lagi – itu lagi.





Jadi abang, nanti adek gak mau masak tiap hari. 3 atau 4 kali seminggu aja ya? sisanya kita pesen katering atau makan di luar. Tenang. Adek gak bakal biarin abang nyari duit sendirian. Adek bakal bantu. Kita bakal bersinergi buat ngasilin duit yang banyak.





Krik

Krik

Krik



Intan sehat?

Haha.



Udah ah. Sampai jumpa di #SingleStories pekan depan ya. Babay. 

Pikat Gebetan Pakai Hadiah Tepat


Perayaan hari valentine telah berlalu beberapa hari yang lalu, tapi suasana merah jambu masih hangat di bulan Februari ini. Namun suasana ini nggak ada artinya apapun bagi kamu yang masih jomblo dan sedang mencari pasangan.

Nah ada baiknya di bulan Februari ini kamu segera mengungkapkan perasaan ke gebetan agar hari valentine tahun depan kamu nggak jomblo lagi. Oleh karena itu, sebaiknya kamu siapkan hadiah untuk gebetan kamu agar gebetan kamu semakin terpikat dan menerima kamu sebagai pacarnya.

Hadiah untuk gebetan sangat penting saat proses pendekatan karena memberi hadiah sama sjaa menunjukan keseriusan kamu untuk calon pasangan kamu. Namun, pastinya kamu bingung hadiah apa yang tepat untuk kamu berikan ke gebetan kamu bukan?

Berikut beberapa tips untuk kamu memilih hadiah yang pas untuk kamu berikan ke gebetan.


Tips pertama, berikan hadiah barang romantis.



Trik ini terkesan sangat umum dan sering dilakukan oleh banyak orang namun trik ini sangat manjur. Semua orang tentunya akan terpikat dengan berbagai hadiah barang romantis seperti jam tangan hingga gadget. Memberi gebetan hadiah barang romantis akan meningkatkan nilai tawar kamu sebagai calon pasangan. Selain itu dengan memberikan barang romantis dapat merepresentasikan jika kamu adalah orang yang romantis pula. Sudah dijamin setiap orang senang ketika mendapatkan perlakuan romantis dari orang lain dan akan membuat orang tersebut melayang kegirangan atas perlakuanmu.


Tips kedua, berikan hadiah barang yang dia butuhkan.



Pada saat pendekatan sebaiknya kamu mulai mengetahui apa hal yang gebetanmu minati, dengan begitu kamu akan mengerti hadiah yang tepat untuk gebetan kamu. Dengan memberi barang yang dia butuhkan tentunya akan menunjukkan seberapa besar usaha kamu untuk mengerti tentang gebetan kamu. Barang yang dia butuhkan tentunya akan membuat gebetan kamu memakainya sehingga gebetan kamu akan selalu ingat denganmu.


Tips ketiga, berikan hadiah barang yang keren.


Di zaman yang mengutamakan penampilan ini semua orang termasuk gebetan kamu tentunya ingin tampil keren. Dengan memberikan hadiah yang keren untuk gebetan akan semakin meluluhkan hati gebetan dengan sekejab. Barang keren juga mampu mendongkrak penampilan gebetan kamu yang akan kamu syukuri ketika nantinya kamu sudah berpasangan dengannya.


Tips keempat, berikan hadiah barang couple.



Hadiah couple adalah hadiah yang tepat untuk kamu berikan kepada gebetan kamu. Hitung - hitung sebagai media untuk menguatkan hubungan sebelum menuju ke jenjang hubungan resmi. Memiliki barang berpasangan akan membuat ikatan emosi antara kamu dan gebetan semakin kuat. Hadiah barang couple merupakan sebuah penyataan secara tidak langsung kamu kepada gebetan bahwa kamu menginginkan hubungan melangkah ke arah yang lebih serius.

Nah, kebetulan di bulan Februari ini Electronic Solution dengan toko onlinenya ES.id menawarkan gratis voucher For Him & For Her. Gratis Voucher ini cocok untuk kamu yang ingin membeli hadiah untuk gebetan. Yuk segera cek Gratis Voucher ES.id di sini dan perlu kamu tahu Electronic Solution adalah toko elektronik yang lengkap dan terpercaya.


Jadi, kamu tidak perlu khawatir membeli di ES.id karena selain lengkap dan terpercaya, toko ini juga menawarkan pilihan pembayaran yang beragam. Segera dapatkan hadiah untuk gebetanmu hanya di ES.id dan kamu bisa lihat katalog lengkapnya di sini.

Tips Mengurangi Kemungkinan Butuh Dana Dadakan



Saat butuh dana cepat untuk bisa memenuhi kebutuhan biasanya akan diselesaikan dengan cara berhutang. Mulai dari ponsel pintar yang terbaru, motor,mobil sampai rumah untuk bisa dimiliki, biasanya dengan berhutang.

Saat ini memang masyarakat bisa melalui proses tersebut, akan tetapi yang lainnya ada yang berada pada himpitan utang dengan jumlahnya yang besar sehingga bisa menyulitkan diri sendiri.

Ketika kamu berencana berutang dikarenakan butuh dana cepat, maka kamu harus bisa memastikan untuk bisa memprioritaskan mana yang mesti dilakukan. Dengan begitu tidak akan salah langkah, selanjutnya silahkan ikuti beberapa cara dibawah ini :


1.     Menyiapkan Rencana Jangka Panjang

Sekarang ini ada banyak beragam pilihan untuk masyarakat saat butuh dana cepat akan tetapi kamu tidak harus buru-buru untuk bisa mengajukannya. Jangan sampai kamu luput dalam menyiapkan rencana jangka panjang misalnya pengeluaran harian, jumlah tagihan, dan juga kebutuhan sehari-hari.

Dengan begitu ada yang perlu kamu persiapkan sebelum melakukan peminjaman, persiapannya adalah bagaimana cara kamu bisa membayat dan menghasilkan uang untuk bisa membayar tagihan dan juga cicilannya.



2.    Tidak Disarankan Berhutang Dikarenakan Gengsi

Sebelum mengajukan pinjaman dengan menggunakan kartu kredit agar bisa mendapatkan dana. Sekali saja kamu melakukannya, maka kamu butuh komitmen yang cukup besar agar seluruh proses termasuk pembayaran tagihannya lancar.

Berhutang dikarenakan gengsi sangat tidak disarankan, seperti halnya ketika melihat teman memiliki ponsel pintar dan kemudian kamu merasa panas dan segera mencari pinjaman dana untuk bisa mendapatkan barang yang serupa.


3.    Selalu Hitung Penghasilan Sendiri

Saat kamu telah memutuskan untuk mencaripinjaman agar bisa melengkapi kebutuhan didalam membeli rumah, disarankan untuk memastikan terlebih dahulu menghitung penghasilan kamu per bulan dan disarankan pegeluaran dan pendapatan stabil terlebih dahulu. Akan tetapi, jika kamu sudah memiliki pendapatan yang sangat stabil dan kamu merasa sudah mampu untuk bisa membayar cicilan dengan lancar serta tagihan yang lainnya, dengan begitu kamu bisa mengajukan utang tadi dan menggunakannya dengan sangat baik dan juga bijak.
Top of Form
Bottom of Form