(Bukan) Desember Versi Kita


https://www.google.com/search?q=12+desember+2012&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=G6ypUo2wK4PTrQfX0YHACw&ved=0CAcQ_AUoAQ&biw=939&bih=432#q=desember&tbm=isch&facrc=_&imgdii=_&imgrc=eHFh6nQ25eyJQM%3A%3Bo4c4giK23gNmsM%3Bhttp%253A%252F%252Fmedia.tumblr.com%252Ftumblr_mehomsO8QS1qcppnh.jpg%3Bhttp%253A%252F%252Fkarenapuisiituindah.tumblr.com%252Fpost%252F68947454340%252Fsajak-untuk-desember%3B403%3B313

Namaku Mendung. Nama yang aneh dan terkesan suram ya? Tapi aku bukanlah sosok gadis aneh yang pemurung. Aku ceria dan hobi berceloteh. Hobi itulah yang kemudian membawa langkahku ke radio, menjadi penyiar, lantas menemukan sosok Langit di sana. Hei, nama kami sama-sama aneh, bukan? Bukankah Mendung terletak di Langit? Apakah itu yang menyebabkan aku pada akhirnya meletakkan hati padanya? Ah, waktu itu aku masih terlalu naïf untuk menyadari bahwa Langit tak akan indah jika dihiasi Mendung. Tapi terlambat, aku sudah menyerahkan hatiku bulat-bulat pada Langit sejak tatapan teduh matanya bersirobok denganku di depan pintu ruang siar. 

Aku bukan gadis yang mudah jatuh hati, apalagi percaya dengan cinta pada pandangan pertama. Dalam dimensiku, cinta tidak sesederhana itu. Bagaimana bisa menyerahkan hati pada sosok yang belum kita kenal? Aneh sekali. Tapi ketika bertemu Langit, semua teoriku tentang cinta hancur berantakan. Cinta menjadi begitu sederhana dalam imajinasiku tentang dia. Aku menyerahkan hatiku pada langit tanpa tahu benar apa alasannya. Apakah karena dia sang Langit dan aku Mendung? Apakah karena tatapan mata teduhnya? Apakah karena suaranya yang begitu indah sempurna tertangkap gendang telingaku? Entahlah. Tapi ketika tanganku terulur untuk menyambut uluran salam perkenalan darinya, aku merasakan ribuan volt tegangan listrik menjalari sekujur tubuhku. Detik itu pula, aku merasakan ribuan kupu-kupu menari indah dalam perutku. Memalukan? Tidak juga. Setidaknya aku masih mampu menjaga keseimbangan tubuhku agar tak pingsan konyol di depan Langit. 

***

*Ling Ling Kafe, 12 Desember 2012

Desember menjelma menjadi bulan yang begitu indah setelah di tanggal cantik 12-12-12 Langit memintaku menjadi kekasihnya. Cinta berbalas, adakah yang lebih menyenangkan dari itu? Aku dan Langit dalam sekejap menjelma menjadi sepasang kekasih bahagia, berbagi tawa, saling menawarkan rasa nyaman, dan saling mengulurkan tangan ketika yang lain membutuhkan. Jika ada yang menanyakan definisi bahagia padaku, maka Langitlah jawabannya.

Namun, secepat Langit datang, secepat itu pulalah dia pergi. Hanya 3 bulan saja sejak ia mengatakan cinta. Langit menarik kembali setiap jengkal kebahagiaan yang pernah ia tawarkan. Aku pun terlempar jauh dari kata bahagia yang pernah ku genggam. Langit. Nama itu pada akhirnya membuatku merasakan rindu dan benci pada waktu bersamaan.

“Seharusnya aku mengenal Langit lebih jauh sebelum memutuskan menjadi kekasihnya dan tenggelam dalam kobaran cinta sesaatnya.”

***

*Ling Ling Kafe, 12 Desember 2013

Aku nyaris tersedak. Potongan buah yang tercelup kuah rasa leci urung ku sendokkan. Di seberang sana sosok rupawan yang berbulan-bulan ini membuatku galau tampak semakin nyata. Hei, itu Langit kan? Rasa senang sempat berkelebatan memasuki rongga hatiku. Ini tanggal 12 Desember, pasti Langit hendak mengenang kisah cintanya bersamaku. Atau mungkin dia akan mengajakku kembali menjadi kekasih hatinya di Desember kali ini.

 Tapi tak lama, mataku menangkap sosok lain menyusul menjejeri langkah Langit. Gadis cantik. Ah, sangat cantik malah. Langit membiarkan tangan gadis itu menggandengnya mesra, tindakan yang spontan membuatku sesak nafas. Sial! Sebelum mereka semakin dekat, aku buru-buru membayar ke kasir lantas beranjak pergi dari tempat itu.

Desember, bulan penuh cerita, bulan dimana Langit pernah membuat hatiku membuncah bahagia. Bulan yang juga menjadi saat Langit memporakporandakannya.



*note : 498 kata beserta judul :)

7 comments

  1. karena kadang yang datang lebih cepat itu mudah pula sirna rasa cintanya, itulah kenapa lebih enak klo jatuh cinta sama orang yang udah lama dikenal.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yuhuu kak Ila.
      jatuh cinta sama sahabat sendiri misalnya :D

      Delete
  2. Intaan...
    Tulisanmu iniii....aku banget!

    Aku suka gayamu bertutur.
    Sempurna sebagai penulis novel teenlit.

    ReplyDelete

Makasih udah baca, tinggalin jejak dong biar bisa dikunjungin balik ^^